بسم
الله الرحمن الرحيم
Perjalanan Setelah Mati
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga
hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini
ringkasan tentang perjalanan setelah mati, semoga Allah menjadikan risalah ini
ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
- Kubur
Kubur adalah
awal persinggahan menuju akhirat, ia adalah lubang yang dipenuhi api bagi orang
kafir dan munafik, dan menjadi taman bagi orang mukmin. Telah disebutkan dalam
beberapa hadits tentang penyebab seseorang disiksa ketika di kuburnya, di
antaranya; tidak bersih dalam buang air, melakukan namimah (adu domba),
melakukan ghulul (berkhianat dalam harta ghanimah), berdusta, tidur sampai
meninggalkan shalat, berzina, memakan riba, dan lain sebagainya. Adapun amalan
yang dapat menyelamatkan seseorang dari siksa kubur di antaranya adalah amal
saleh yang ikhlas karena Allah, berlindung kepada Allah dari siksa kubur, dan membaca
surat Al Mulk. Sedangkan orang yang dilindungi dari azab kubur adalah orang
yang mati syahid, orang yang menjaga perbatasan, orang yang meninggal pada hari
Jum'at, orang yang meninggal karena sakit di perutnya, dan sebagainya.
- Peniupan sangkakala
Sangkakala
berbentuk tanduk yang besar yang telah diletakkan oleh Malaikat Israfil ke
dalam mulutnya. Saat ini ia sedang menunggu perintah dari Allah untuk
ditiupkan. Tiupan pertama yang dilakukan Malaikat Israfil membuat terkejut
semua yang di langit dan di bumi, kemudian ditiup lagi lalu matilah mereka
semua selain yang dikehendaki Allah. Setelah alam ini hancur dan berlalu 40
(tidak disebutkan dalam hadits, apakah 40 hari, 40 bulan, atau 40 tahun), maka
ditiup lagi oleh malaikat Israfil, dan ketika itu manusia pun bangkit kembali.
3. Kebangkitan
Allah
Subhaanahu wa Ta'ala menurunkan hujan kepada manusia yang telah mati, dimana
tidak ada yang tersisa dari jasad mereka selain tulang ekornya, maka tumbuhlah
jasad mereka dan jadilah mereka manusia kembali. Dan mereka dibangkitkan dalam
keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum disunat, dan dibangkitkan
sesuai amal mereka.
4. Pengumpulan
manusia di padang mahsyar
Selanjutnya,
Allah mengumpulkan manusia untuk dihisab dalam sehari yang lamanya 50.000
tahun, sehingga dunia yang mereka tempati sebelumnya tampak sebentar, lalu
didekatkanlah matahari kepada mereka sehingga jaraknya 1 mil, dan manusia pun
merasakan kepanasan sehingga mengucurlah keringat mereka dan membanjiri mereka
sesuai amalnya, di antara mereka ada yang keringatnya membanjirinya sampai
semata kaki, ada yang sampai selutut, ada yang sampai sepinggang dan ada yang
dekat dengan mulutnya. Ketika itu, orang-orang lemah dan orang-orang sombong
bertengkar, pemimpin dan pengikut bertengkar, orang kafir bertengkar dengan kawannya
dan dengan setan, dan satu sama lain saling melaknat, bahkan orang yang zalim
sempat menggigit jari-jemarinya karena menyesali perbuatannya. Dan pada saat
itu, dihadapkan kepada manusia neraka Jahannam yang dalam dan besar yang
memiliki 70.000 kendali, dimana masing-masing kendali ditarik oleh 70.000
malaikat. Maka ketika orang kafir melihatnya, ia ingin sekali menebus dirinya
dengan anaknya, dengan istrinya dan saudaranya, dan dengan keluarganya, bahkan
dengan semua orang yang ada di bumi. Mereka juga berkeinginan, jika sekiranya
dahulu mereka menjadi tanah. Adapun para pelaku maksiat, jika dahulu di dunia
termasuk orang yang enggan membayar zakat, maka hartanya akan dibuat lempangan
lalu dipanaskan kemudian dipakai untuk menyeterika dahinya, lambungnya, dan
punggungnya. Jika dahulu di dunia sebagai orang yang sombong, maka akan
dikumpulkan dalam keadaan kecil seperti semut. Dan ketika itu, orang yang
khianat, orang yang melakukan ghulul, dan orang yang merampas harta manusia
akan dipermalukan, dan orang yang mencuri datang dengan barang curiannya, dan
tampaklah ketika itu semua yang sebelumnya tersembunyi. Adapun orang-orang yang
bertakwa, maka mereka tidak ditimpa kecemasan, bahkan hari yang lama itu akan
berlalu sebentar bagi mereka seperti antara waktu Zhuhur dan Ashar.
5. Syafaat
Ketika
manusia merasakan kepanasan di bawah terik matahari yang jaraknya hanya satu
mil, maka mereka mendatangi para nabi, dari mulai Nabi Adam hingga para nabi
ulul 'azmi agar menjadi pemberi syafaat bagi mereka di hadapan Allah 'Azza wa
Jalla. Inilah syafaat 'uzhma (yang paling agung). Semua para nabi ulul 'azmi menyatakan
ketidaksiapannya, selain Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau
siap untuk itu, maka Beliau pergi menghadap Allah 'Azza wa Jalla dan bersujud
lama di hadapan-Nya, kemudian Allah menyuruhnya untuk mengangkat kepalanya,
meminta kepada-Nya dan memberikan syafaat. Ketika itulah, Beliau meminta kepada
Allah agar diselesaikan urusan manusia. Syafaat agung itu hanya khusus bagi
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, adapun syafaat yang umum, maka
para nabi dan lainnya ikut memberikan syafaat, seperti dikeluarkannya beberapa
orang mukmin dari neraka dan diangkatnya derajat mereka.
6. Hisab (pemeriksaan amal)
Selanjutnya
manusia dihadapkan kepada Allah 'Azza wa Jalla dalam keadaan berbaris untuk
menjalani pengadilan terbesar di alam semesta, dimana hakimnya adalah Allah
Jalla wa 'Alaa, dan Dia adalah hakim yang paling baik. Ketika itu para nabi,
para saksi, dan catatan amal disiapkan agar manusia tidak mengingkari
bukti-bukti yang telah disiapkan. Kemudian Allah memperlihatkan amalan mereka
dan bertanya kepada mereka tentang amalan itu, namun Dia lebih mengetahui
darpada mereka. Demikian pula bertanya tentang usia yang dia lewati, masa
muda yang dia habiskan, harta yang dia peroleh; dari mana ia peroleh ke mana ia
belanjakan, demikian pula tentang ilmu, perjanjian, kenikmatan, dan lain-lain.
Ketika itu, orang kafir dan munafik dihisab di hadapan banyak makhluk dan
dipermalukan, adapun orang mukmin, maka Allah menutupinya dari keramaian dan
mengingatkan dosa-dosa yang dilakukannya, sehingga ia merasa dirinya akan
binasa, lalu Allah berfirman, "Aku telah menutupinya di dunia, dan
sekarang Aku akan ampuni."
Umat
yang pertama kali dihisab adalah umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam, dan amal yang pertama kali dihisab adalah shalat dan masalah darah.
7. Bertebarannya
catatan amal
Kemudian
catatan amal bertebaran, lalu mereka mengambil kitab catatan amal yang mencatat
semua amalan, baik yang kecil maupun yang besar. Adapun orang mukmin, maka ia
akan mengambil kitab itu dengan tangan kanannya, sedangkan orang kafir dan
munafik, akan mengambilnya dengan tangan kirinya dari belakang punggungnya.
8. Mizan
(Timbangan amal)
Selanjutnya
amal manusia pun ditimbang dengan timbangan yang sesungguhnya; yang memiliki
dua daun timbangan. Timbangan kebaikan akan menjadi berat dengan amal yang
ikhlas dan sesuai sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, termasuk di
antaranya adalah ucapan Laailaahaillallah, akhlak yang mulia,
dzikrullah, dan sebagainya. Orang yang berat timbangan kebaikannya, maka dia
akan berbahagia, sedangkan orang yang ringan timbangan kebaikannya, maka dialah
orang yang merugi.
9. Ujian bagi
kaum mukmin
Pada
kesempatan terakhir hari di padang mahsyar, maka orang-orang kafir mengikuti
sesembahan mereka, dimana sesembahan itu akan membawa mereka ke neraka, dan
tidak tinggal selain orang mukmin dan orang munafik, kemudian Allah datang
kepada mereka dan bertanya, "Apa yang sedang kalian tunggu?" Mereka
menjawab, "Kami sedang menunggu Tuhan kami." Lalu mereka pun
mengenalinya dengan betis-Nya yang Dia singkapkan, maka mereka pun bersujud
selain orang-orang munafik. Allah Ta'ala berfirman, "Pada hari betis
disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka (kaum munafik)
tidak kuasa." (Terj. QS. Al Qalam: 42) kemudian mereka mengikuti-Nya,
lalu Dia menyiapkan shirath (jembatan) di atas neraka Jahannam, dan Dia
memberikan cahaya kepada kaum mukmin dan memadamkan cahaya kaum munafik.
10. Shirat
Shirat
adalah jembatan yang dibentangkan di atas neraka Jahannam, dimana orang-orang
mukmin nanti akan melaluinya. Jembatan itu lebih tipis dari rambut dan lebih
tajam daripada pedang, dan sangat licin. Di atasnya ada jeruji besi yang siap
menyambar manusia yang melintasinya untuk menjatuhkannya ke dalam neraka
Jahannam. Ya Allah, berikanlah kepada kami kemudahan dalam melintasi shirat.
Ketika
itu, kaum mukmin diberi cahaya sesuai amal yang mereka kerjakan. Cahaya yang
paling besar besarnya seperti gunung, sedangkan cahaya yang paling kecil berada
di ujung ibu jari kakinya. Di antara mereka ada yang melewatinya secepat
kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat hembusan angin, ada yang
secepat burung yang terbang, ada yang secepat kuda yang kencang, dan
seterusnya, maka ada yang selamat, ada yang tercakar jeruji besi, dan ada yang
terjatuh ke dalam neraka jahannam, wal 'iyadz billah.
Adapun
kaum munafik, maka mereka tidak memiliki cahaya, mereka kembali lalu dibuat
penghalang antara mereka dengan kaum mukmin. Kemudian mereka tetap ingin melintasi
shirat, maka ketika melintasinya, mereka berjatuhan ke dalam neraka. Nas'alullahas
salaamah wal 'aafiyah.
11. Neraka
Neraka
akan dimasuki orang-orang kafir, para pelaku maksiat dari kalangan kaum mukmin,
dan orang-orang munafik. Apinya diberi kekuatan 69 kali api di dunia sehingga
menembus ke tulang dan hati, setiap kali kulit mereka yang disiksa hangus, maka
diganti lagi dengan kulit yang baru agar mereka merasakan azab. Bahan bakarnya
manusia dan batu, dan dalamnya adalah jika sebuah batu dilemparkan ke dalamnya,
maka akan jatuh ke dasarnya setelah melalui lama 70 tahun. Di neraka, jasad
orang kafir di neraka akan membesar kemudian disiksa agar mereka lebih merasakan
pedihnya azab neraka. Minuman penghuninya adalah air yang mendidih yang
memutuskan usus-usus mereka, ghislin (nanah penghuni neraka), dan shadid
(minuman yang sangat dingin, busuk, dan bau), sedangkan makanannya adalah pohon
Zaqqum, dan pakaian mereka dari api. Siksaan yang paling ringan bagi mereka adalah
orang yang diberikan dua bara api di bawah kakinya, lalu otaknya mendidih.
12. Qantharah
(jembatan antara surga dan neraka)
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
يَخْلُصُ المُؤْمِنُونَ مِنَ
النَّارِ، فَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الجَنَّةِ وَالنَّارِ، فَيُقَصُّ
لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ مَظَالِمُ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا، حَتَّى إِذَا
هُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ الجَنَّةِ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ
بِيَدِهِ، لَأَحَدُهُمْ أَهْدَى بِمَنْزِلِهِ فِي الجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِ كَانَ
فِي الدُّنْيَا
"Kaum
mukmin apabila telah selamat dari neraka, maka mereka ditahan di atas qantharah
antara surga dan neraka, lalu sebagian mereka mengqishas yang lain terhadap
kezaliman yang terjadi di antara mereka selama di dunia. Ketika mereka telah
dipangkas dan dibersihkan, maka mereka diizinkan masuk ke surga. Demi Allah
yang jiwa Muhammad di Tangan-Nya, sungguh salah seorang di antara mereka lebih
tahu rumahnya di surga daripada rumahnya di dunia." (HR. Bukhari)
13. Surga
Bangunan
surga adalah dari perak dan emas, plesternya dari kesturi, kerikilnya dari
mutiara dan yaqut, sedangkan tanahnya dari za'faran (tumbuhan yang wangi). Ia
memiliki 8 pintu. Dan di dalamnya terdapat 100 derajat, dimana jarak antara
derajat yang satu dengan yang lain seperti jarak antara langit dan bumi. Di
antara derajat itu, yang paling tingginya adalah Firdaus dan daripadanya
mengalir sungai-sungai surga, sedangkan atapnya adalah arsy Allah.
Sungai-sungainya terdiri dari sungai madu, sungai susu, khamr, dan sungai air
murni. Sungai-sungai itu mengalir tanpa parit, dimana seorang mukmin dapat
mengalirkannya ke arah yang ia kehendaki. Di sana terdapat kemah mutiara yang
luasnya 60 mil, dimana pada setiap sudut ada seorang istri. Mereka di sana
tidak akan mati, tidak akan tua, tidak akan sakit, tidak akan sedih, dan tidak
akan sengsara. Mereka di dalamnya tidak buang air, tidak buang ingus, tidak riak
dan tidak meludah. Sisir mereka dari emas. Istri mereka adalah bidadari cantik
yang bermata jeli yang sebaya usianya. Para pelayannya adalah anak-anak muda
yang tetap muda seakan-akan mereka seperti mutiara yang berhamburan. Dan kenikmatan
terbesar di surga adalah melihat Allah, mendapatkan keridhaan-Nya dan kekal di
sana. Ya Allah masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka,
Allahumma aamin.
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa
Muhammad wa alaa aalhihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Tafsir Al 'Usyril Akhir, Al Mishbahul Munir fii tahdzib
Tafsir Ibni Katsir, dll.
0 komentar:
Posting Komentar