بسم الله الرحمن الرحيم
Amalan Ringan Berpahala Besar (5)
Segala
puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari
Kiamat, amma ba’du:
Berikut lanjutan hadits-hadits yang menyebutkan
amalan ringan namun berpahala besar yang kami rujuk kepada risalah A’mal
Yasirah wa Ujur ‘Azhimah yang diterbitkan oleh AlBetaqa.com dan kami
berikan tambahan. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan risalah
ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Amalan
Ringan Berpahala Besar
52.
Keutamaan mengucapkan aamiin bersamaan aamin para
malaikat seusai membaca surah Al Fatihah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِذَا أَمَّنَ الإِمَامُ، فَأَمِّنُوا،
فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ المَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Apabila imam mengucapkan aamiin, maka aminkanlah, karena barang siapa yang
aminnya bersamaan dengan amin para malaikat, maka akan diampuni dosa-dosanya
yang telah lalu.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
52.
Beramal
saleh secara rutin meskipun sedikit
عَنْ عَائِشَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَحْتَجِرُ حَصِيرًا بِاللَّيْلِ
فَيُصَلِّي عَلَيْهِ، وَيَبْسُطُهُ بِالنَّهَارِ فَيَجْلِسُ عَلَيْهِ، فَجَعَلَ النَّاسُ
يَثُوبُونَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيُصَلُّونَ بِصَلاَتِهِ
حَتَّى كَثُرُوا، فَأَقْبَلَ فَقَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ، خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ
مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ
إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ»
Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam di suatu malam pernah membuat sekat (di dalam masjid) dengan tikar lalu
shalat di dalamnya, sedangkan di siang hari Beliau hamparkan lalu duduk di
atasnya. Ternyata orang-orang berkumpul di
sekeliling Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan ikut shalat mengikuti shalat
Beliau hingga jumlah mereka semakin banyak, lalu Beliau menghadap mereka dan
bersabda, “Wahai manusia! Kerjakanlah amal yang kalian sanggupi, karena Allah
tidak pernah bosan sampai kalian bosan, dan sesungguhnya amal yang paling
dicintai Allah adalah yang rutin dilakukan meskipun sedikit.” (Hr. Bukhari)
53. Membangun masjid
karena Allah Ta’ala
عَنْ
عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ،قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ: " مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ تَعَالَى بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
Dari Utsman bin Affan ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membangun masjid karena Allah,
maka Allah akan bangunkan istana untuknya di surga.” (Hr. Muslim)
54.
Melakukan shalat sunah rawatib
عَنْ
أُمِّ حَبِيبَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهَا قَالَتْ:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «مَا مِنْ عَبْدٍ
مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا، غَيْرَ
فَرِيضَةٍ، إِلَّا بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ، أَوْ إِلَّا بُنِيَ لَهُ
بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ»
Dari Ummu Habibah istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam, ia berkata, “Aku
mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada seorang
hamba yang muslim melakukan shalat sunah karena Allah setiap hari dua belas
rakaat di luar shalat fardhu melainkan Allah akan bangunkan untuknya istana di surga
– atau akan dibangunkan untuknya istana di surga-.” (Hr. Muslim)
Shalat ini disebut shalat sunah rawatib, yaitu dua rakaar sebelum shalat
Subuh, empat rakaat sebelum shalat Zhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat
setelah shalat Maghrib, dan dua rakaat setelah shalat Isya.
55.
Sabar ketika anak meninggal dunia
عَنْ
أَبِي مُوسَى الأَشْعَرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: " إِذَا مَاتَ وَلَدُ العَبْدِ قَالَ اللَّهُ لِمَلَائِكَتِهِ: قَبَضْتُمْ
وَلَدَ عَبْدِي، فَيَقُولُونَ: نَعَمْ، فَيَقُولُ: قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ،
فَيَقُولُونَ: نَعَمْ، فَيَقُولُ: مَاذَا قَالَ عَبْدِي؟ فَيَقُولُونَ: حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ،
فَيَقُولُ اللَّهُ: ابْنُوا لِعَبْدِي بَيْتًا فِي الجَنَّةِ، وَسَمُّوهُ بَيْتَ الحَمْدِ
"
Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, maka
Allah berfirman kepada para malaikat-Nya, “Apakah kalian cabut nyawa anak
hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Ya.” Allah berfirman, “Apakah kalian cabut nyawa
buah hati hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Ya.” Dia berfirman lagi, “Apa yang
diucapkannya?” Mereka menjawab, “Dia memuji-Mu dan mengucapkan istirja (innaa
lillahi wa inna ilaihi rajiun),” maka Allah berfirman, “Buatkan untuk hamba-Ku istana
di surga dan berilah nama dengan baitul hamdi (istana penuh pujian).” (Hr.
Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani)
56.
Membaca dzikir ketika masuk pasar
عَنْ
سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ قَالَ حِينَ يَدْخُلُ
السُّوقَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ
كُلُّهُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ
حَسَنَةٍ، وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ، وَبَنَى لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
"
Dari Salim bin Abdullah bin Umar, dari ayahnya, dari kakeknya ia berkata,
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membaca
ketika masuk pasar ‘Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lahu...dan
seterusnya sampai wahuwa ‘alaa kulli syai’in qadir’ (artinya: tidak ada
Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Milik-Nya kerajaan dan milik-Nya segala pujian, Dia menghidupkan dan mematikan.
Dia Mahahidup yang tidak pernah mati. Di Tangan-Nya semua kebaikan, dan Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu.) maka Allah akan catat untuknya satu juta
kebaikan, menghapuskan satu juta kesalahan, dan akan membangunkan satu istana
untuknya di surga.” (Hr. Ibnu Majah, dihasankan oleh Al Albani)
57.
Membaca surah Al Ikhlas sepuluh kali
عَنْ
مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ الْجُهَنِيِّ صَاحِبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَنْ قَرَأَ: قُلْ
هُوَ اللهُ أَحَدٌ حَتَّى يَخْتِمَهَا عَشْرَ مَرَّاتٍ، بَنَى اللهُ لَهُ قَصْرًا فِي
الْجَنَّةِ "
Dari Mu’adz bin Anas Al Juhanni sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Barang siapa yang
membaca ‘Qul huwallahu ahad’ sampai akhir sebanyak sepuluh kali, maka
Allah akan bangunkan untuknya sebuah istana di surga.” (Hr. Ahmad, dihasankan
oleh Al Albani dalam Shahihul Jami no. 6472 dan Ash Shahihah no.
589)
58.
Meninggalkan perdebatan dan dusta
عَنْ
أَبِي أُمَامَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَنَا
زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا،
وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ
فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ»
Dari Abu Umamah ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Aku menjamin sebuah istana di sekitar surga bagi orang yang
meninggalkan perdebatan meskipun ia benar, dan menjamin istana di tengah surga
bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun bercanda, dan menjamin dengan
istana di bagian atas surga bagi orang yang memperbaiki akhlaknya.” (Hr. Abu
Dawud, dan dihasankan oleh Al Albani)
59.
Keutamaan beriman, berhijrah dan berjihad.
عَنْ
فَضَالَةَ بْنَ عُبَيْدٍ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ: «أَنَا زَعِيمٌ، وَالزَّعِيمُ الْحَمِيلُ لِمَنْ آمَنَ بِي، وَأَسْلَمَ وَهَاجَرَ
بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ، وَأَنَا زَعِيمٌ
لِمَنْ آمَنَ بِي، وَأَسْلَمَ، وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ
الْجَنَّةِ، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ، وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى غُرَفِ الْجَنَّةِ،
مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَلَمْ يَدَعْ لِلْخَيْرِ مَطْلَبًا، وَلَا مِنَ الشَّرِّ مَهْرَبًا،
يَمُوتُ حَيْثُ شَاءَ أَنْ يَمُوتَ»
Dari Fudhalah bin Ubaid ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Aku penjamin, dan penjamin adalah orang yang
menanggung, bahwa bagi orang yang beriman kepadaku, masuk Islam dan berhijrah,
maka dia akan memperoleh istana di sekeliling surga serta istana di tengah
surga. Aku juga menjamin istana di sekeliling, di tengah surga dan di bagian
atasnya di ruangan-ruangan tingginya bagi orang yang beriman kepadaku, masuk
Islam, dan berjihad di jalan Allah. Barang siapa yang melakukan hal itu, dan
dia juga tidak meninggalkan tempat berburu kebaikan dan tempat lari dari
keburukan, dimana ia meninggal di mana saja yang ia inginkan (maka dia akan memperoleh
istana itu).” (Hr. Nasa’i, dan dihasankan oleh Al Albani)
60.
Bertutur kata yang baik dan memberi makan orang lain
عَنْ
عَلِيٍّ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ فِي الجَنَّةِ
غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا» ، فَقَامَ
أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ: لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «لِمَنْ أَطَابَ الكَلَامَ،
وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَدَامَ الصِّيَامَ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ»
Dari Ali radhiyallahu anhu ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya di surga ada ruangan-ruangan tinggi (loteng) yang
tampak luarnya dari dalam dan dalamnya dari luar, “ lalu ada seorang Arab badui
yang berkata, “Untuk siapa ruangan itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Untuk orang yang bertutur kata yang baik, memberi makan, merutinkan puasa,
shalat di malam hari ketika orang lain sedang tidur.” (Hr. Tirmidzi, dihasankan
oleh Al Albani)
61.
Melakukan shalat qabliyyah Subuh
عَنْ
عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «رَكْعَتَا الْفَجْرِ
خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا»
Dari Aisyah, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Dua
rakaat sebelum Subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (Hr. Muslim)
62.
Keutamaan memberikan pinjaman
عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:
«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُقْرِضُ مُسْلِمًا قَرْضًا مَرَّتَيْنِ إِلَّا كَانَ كَصَدَقَتِهَا
مَرَّةً»
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Tidak ada seorang muslim yang memberikan pinjaman kepada seorang
muslim dua kali melainkan seperti sedekah sekali.” (Hr. Ibnu Majah, dan
dihasankan oleh Al Albani)
63.
Bertasbih, bertahmid, dan bertakbir seusai shalat
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ
سَبَّحَ اللهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَحَمِدَ اللهَ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ، وَكَبَّرَ اللهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ،
وَقَالَ: تَمَامَ الْمِائَةِ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ،
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ
وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ "
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam, Beliau bersabda, “Barang siapa yang bertasbih (mengucapkan ‘Subhaanalah’)
di akhir shalat sebanyak 33 kali, bertahmid (mengucapkan ‘alhamdu lillah’) sebanyak
33 kali, dan bertakbir sebanyak 33 kali sehingga jumlahnya 99 kali, lalu ia
sempurnakan menjadi seratus dengan mengucapkan ‘Laailaahaillallah wahdahu
laa syariika lak....sampai ‘wahuwa ‘alaa kulli syai’in qadir’
(artinya: tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan milik-Nya segala pujian dan Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu.) maka akan diampuni dosa-dosanya meskipun
sebanyak buih di lautan.” (Hr. Muslim)
Bersambung…
Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi
wa shahbihi wa sallam.
0 komentar:
Posting Komentar